Keuntungan dan Kekurangan Posisi Persalinan
Posisi Lithotomy 
Posisi
 lithotomy adalah salah satu posisi kelahiran yang paling umum, terutama
 di rumah sakit karena merupakan salah satu posisi paling mudah bagi 
penolong persalinan terutama apabila Anda menggunakan epidural. Selama 
ini sebagian besar orang awam juga menganggap posisi ini posisi yang 
lazim dan paling baik digunakan karena di banyak tayangan TV yang pernah
 kita lihat selama ini, biasanya selalu menggunakan posisi ini. Akhirnya
 banyak orang awam berasumsi bahwa posisi lithotomy digunakan karena 
telah terbukti menjadi posisi yang terbaik untuk ibu dan bayi, meskipun 
sebenarnya tidak. Karena sebenarnya posisi ini adalah posisi terburuk 
bagi persalinan, namun sayangnya posisi ini masih saja di digunakan di 
banyak rumah sakit. 
Pastikan
 Anda membaca semua keuntungan dan kerugian dari posisi lithotomy 
sehingga Anda tahu dan akan menghindari posisi ini sebisa mungkin!
Posisi Persalinan: Berbaring / Posisi Lithotomy / Terlentang
Keterangan:
Berbaring telentang atau miring sedikit, kadang-kadang dengan kaki di sangga.
 
Keuntungan:
Tidak ada Keuntungan, Selain tidak akan mengganggu pemasangan kateter, infus, kateter epidural atau monitor internal janin.
Kekurangan:
2. Akses
 mudah ke perineum. (bidan sering melihat ini sebagai keuntungan, tapi 
jika Anda ingin menghindari tindakan episiotomy atau bahkan menghindari 
kejadian robekan perineum, maka hindari posisi ini)
3. Tidak membantu proses persalinan sama sekali.
4. Pembukaan panggul sempit atau tidak maksimalo dan  tekanan tempat di tulang ekor sangat banyak
5. Ibu harus mengejan dengan melawan gravitasi dan ini meningkatkan lamanya atau panjang nya tahapan  mengejan.
6. Meningkatkan
 tekanan pada perineum yang dapat meningkatkan robekan dan derajat 
episiotomi, terutama jika dibandingkan dengan posisi jongkok (3,4,5,6).
10. Posisi ini membuat tekanan pada pembuluh darah menuju rahim dan dapat membatasi aliran darah ke bayi. (13,14,15,16)
 ini dapat menurunkan detak jantung bayi yang menyebabkan Bidan Anda 
harus memantau Anda lebih lagi yang bahkan justru dapat lebih membatasi 
gerakan Anda.
11. Ini meningkatkan risiko bayi berada di posisi yang buruk (malpresentation) 
Posisi Berbaring Miring
Posisi berbaring miring bisa sangat membantu jika Anda mencoba untuk menghindari posisi lithotomy. 
 Tips:
Lakukan Percobaan dengan mencoba berbagai variasi posisi ini untuk menemukan posisi mana yang paling nyaman.
Kaki
 atas dapat didukung atau disangga oleh pasangan Anda. Posisi miring ke 
kiri dapat digunakan dalam kala I dan dalam kala II persalinan.
Tapi,
 cobalah untuk tidak menggunakan posisi ini pada awal persalinan karena 
dapat memperlambat segalanya. Posisi miring dapat membantu jika proses 
persalinan berjalan terlalu cepat, biasanya terjadi pada ibu dengna 
jumlah anak lebih dari satu.
Keuntungan:
· Posisi ini dapat digunakan untuk beristirahat disela kontraksi
· Dapat digunakan dalam persalinan dengan epidural.
· Posisi
 ini membantu Anda untuk mengurangi tekanan dari organ-organ internal ke
 tali pusat yang memungkinkan pengurangan jumlah suplai oksigen yang 
mengalir ke bayi. 
· Ini membantu untuk menjaga denyut jantung janin tetap stabil selama kontraksi.
· Menghemat energy si ibu 
· Menguntungka bagi ibu yang memiliki tekanan darah rendah.

Kekurangan:
Bisa
 memperlambat persalinan jika tidak digunakan dengan tepat. Artinya pada
 kala I fase aktif posisi ini tidak akan membantu penurunan bagian 
terendah janin. Karena posisi ini tidak dapat memanfaatkan gaya 
gravitasi bumi
Berjongkok
Dari
 semua posisi persalinan yang dapat Anda pilih, untuk kala II posisi 
berjongkok ini mungkin adalah posisi yang terbaik. Jika Anda berharap 
untuk melahirkan secara alamim maka belajar bagaimana melakukan posiis 
jongkok adalah salah satu cara untuk mewujudkannya!
Bagaimana
 cara posisi jongkok? Posisi ini sama seperti posisi ketika Anda Buang 
Air Besar di WC Jongkok. Anda dapat mengatur posisi jongkok ini tanpa di
 sangga atau di dukung pasangan Anda, walaupun ini akan membutuhkan 
latihan terlebih dahulu dan kekuatan kaki yang lebih. Atau Anda bisa 
berjongkok dnegna didukung atau di sangga pasangan Anda. ilustrasi
 di sini benar-benar menunjukkan seberapa dekat Anda dengan pasangan 
Anda. Pastikan Anda membaca tips untuk beberapa info penting!

Tips:
- Yang
 terbaik Adalah menggunakan posisi ini pada tahap kala II Persalinan 
yaitu fase mendorong atau mengejan, karena dapat posisi melelahkan. Maka
 Anda mungkin akan butuh bantuan pasangan. Dan akan lebih baik lagi 
apabila Anda sudah latihan sejak kehamilan untuk meningkatkan kekuatan 
kaki. Yoga bisa menjadi pilihan latihan tersebut.
- Posisi
 Jongkok telah dikaitkan dengan tingkat robekan perinbeum yang lebih 
tinggi di beberapa penelitian, meskipun di penelitian lain hal ini juga 
di bantah. Karena sebenarnya yang membuat semakin banyak kejadian 
robekan perineum bukanlah posisi jongkoknya namun tehnik berjongkok yang
 digunakan. Misalnya, jika Anda jongkok dengan berat badan Anda tertumpu
 pada jari kaki, betis, paha, maka perineum dan vagina Anda ototnya akan
 semakin ketat/kencang. Sedangkan jika berat badan Anda tertumpu ada 
tumit Anda (mungkin dengan gulungan handuk di bawah tumit Anda untuk 
menyangga jika diperlukan ), otot perineum dan vagina akan lebih bisa 
rileks, dengan demikian dapat mencegah robekan perineum.
- Posisi
 Jongkok memperpanjang otot gluteus Anda, paha belakang dan quadriceps 
(paha) dan otot betis Anda. semua otot ini akan sangat membantu! Dengan 
demikian otot di wilayah perineum dan vagina akan lebih fleksibel. 
Beberapa tips lain untuk posisi jongkok yang baik: 
ð Praktekan
 posisi jongkok dengan gulungan handuk di bawah tumit Anda sampai Anda 
bisa melakukannya dengan tumit yang menapak rata tanpa ada ganjalan 
gulungan handuk.
ð Cobalah
 sambil memegang sebuah gagang pintu atau memegang pasangan Anda untuk 
membantu Anda mendapatkan posisi jongkok yang benar. Ketika memegang 
gagang pintu, pastikan bahwa garis antara pergelangan kaki dan lutut 
adalah vertikal. lutut Anda tidak harus jauh ke depan. Ini akan membantu
 Anda dapat menapakkan tumit ke lantai dengan rata.
ð Pastikan
 tulang belakang Anda tidak melengkung, terutama punggung bawah, 
usahakan untuk tetap tegak atau lurus, jika tidak usahakan sedikit 
cekung. Untuk mencapai ini, Anda mungkin merasa seolah-olah bagian bawah
 Anda benar-benar mencuat.


Keuntungan:
1. Berjongkok membuka panggul hingga 30% dibandingkan dengan posisi berbaring (18) 
2. Posisi Jongkok dilaporkan terasa kurang menyakitkan daripada posisi berbaring (19).
3. Posisi
 Jongkok dapat meluruskan 'jalan lahir karena membantu tulang panggul 
untuk sejajar dengan jalan lahir,ini menyulitkan bagian terendah janin 
untuk turun ke jalan lahir. 
4. Posisi
 Jongkok untuk melahirkan akan memanfaatkan gaya gravitasi bumi. Jika 
Anda berpikir untuk mengabaikan efek gravitasi Anda salah besar. Apakah 
Anda pernah punya pengalaman di mana Anda kesulitan buang air kecil 
ketika Anda berbaring dan Anda lebih mudah buang air kecil ketika Anda 
berdiri atau jongkok? Itulah efek GRAVITASI!
5. Posisi ini akan memperpendek tahap mengejan dalam persalinan (20,21,22,23). 
6. Yang berarti bahwa oksitosin kurang diperlukan untuk mempercepat persalinan, sehingga dengan posisi ini akan mengurangi kejadian induksi dalam persalinan (19)
7. Posisi Jongkok juga mengurangi kebutuhan penggunaan forsep bila dibandingkan dengan posisi setengah-duduk (22). 
8. Posisi
 Jongkok juga membantu untuk memperpanjang tubuh ibu sehingga dapat 
memberikan ruang yang lebih banyak kepada bayi untuk masuk ke posisi 
yang lebih baik.
9. Beberapa studi menyebutkan jongkok yang mencegah robekan perineum (20,23),  meskipun
 beberapa menyebutkan bahwa tingkat robekan adalah sama (19) atau lebih 
tinggi (21,24) . Seperti yang disebutkan sebelumnya, kalau saya berpikir
 bahwa peningkatan robekan perineum adalah karena kurangnya dukungan, 
atau tehnik berjongkok yang salah.
10. Jongkok dapat menurunkan tingkat episiotomy (19,20,24)
Kekurangan:
Posisi
 ini Mungkin melelahkan, itulah sebabnya mengapa itu umumnya merupakan 
ide yang baik untuk menerapkannya hanya pada saat kala II atau saat 
mengejan saja.
Setengah-Duduk
Meskipun
 posisi duduk dan semi-duduk mungkin tampak serupa, namun sebenarnya ini
 sangat-sangat berbeda. Pastikan Anda terus membaca Artikel ini untuk 
mengetahui perbedaannya.
Posisi
 setengah duduk adalah posisi yang umumnya di lakukan di rumahsakit, 
rumah bersalin atau bidan praktek karena posisi ini juga sangat 
memudahkan bidan, dokter atau perawat untuk melakukan tindakan.  

Keuntungan:
· Posisi ini dalam beberapa hal sedikit lebih baim dibandingkan dengan posisi berbaring terlentang atau lithotomy
· Posisi ini tidak akan mengganggu pada epidural, pemasangan kateter, infuse atau CTG
· Anda mendapatkan bantuan dari gaya gravitasi walaupun hanya sedikit
· Posisi ini dapat digunakan untuk istirahat
Kekurangan:
Kekurangan
 dari posisi setengah cukup banyak, hampir sama dengan kerugian 
dari posisi lithotomy atau berbaring. Beberapa sumber mengatakan posisi 
ini justru lebih buruk daripada posisi lithotomy karena memberikan 
tekanan sacrum sehingga membuat garis lengkung tubuh yang ini juga akan  membatasi gerakan baby untuk menuruni jalan lahir. Masuk akal juga ya? 
Kekurangan posisi setengah duduk: 
· Lebih menyakitkan daripada posisi lainnya.
· Akses mudah ke perineum. 
· Pembukaan panggul sempit dan tekanan di tailbone (tulang ekor) banyak
· Meningkatkan tekanan pada perineum yang meningkatkan resiko robek dan 
· Gerakan wanita dibatasi.
· meningkatkan risiko forcep dan vacum.
Posisi Duduk
Keinginan
 untuk melahirkan dengan duduk tentu bukan pilihan persalinan aktif. 
 Posisi duduk adalah posisi kedua terbaik setelah posisi jongkok untuk 
persalinan kala II.  Posisi duduk juga memiliki beberapa manfaat pada kala I persalinan, seperti mempercepat dan memperlancar persalinan.
Posisi
 duduk ini ini bisa dilakukan dengan Duduk tegak di kursi, di toilet, 
atau pada bola persalinan. Anda bisa menghadap maju atau mundur, tetapi 
Anda mungkin akan condong ke depan sedikit. Duduk di toilet terasa 
canggung namun ini cukup efektif!
Ini
 juga termasuk duduk di paha suami, atau Anda bisa melahirkan dengan 
duduk di bangku melahirkan, yang berarti bahwa dalam beberapa hal 
mungkin dasarnya sama dengan berjongkok.
Tips:
· Dapat digunakan dalam kala pertama dan kedua  persalinan.
· Ini
 tidak sama dengan duduk di sofa yang membuat curva C di tulang 
belakang.  Duduk di toilet atau bola persalinan akan lebih membantu.
· Jika
 Anda ingin melahirkan dengan posisi duduk maka anda dapat membuka 
pelvis Anda lebih lebar dengan mengangkat kaki Anda dengan menempatkan 
sesuatu seperti gulungan handuk di bawah mereka.
· Jika Anda bersandar ke depan, gunakan bantal untuk I memberkenyamanan ekstra.
· Cobalah
 duduk dengan satu kaki diatas; posisi asimetris bisa menghilangkan rasa
 sakit dan membantu memindahkan bayi ke posisi yang baik.


Keuntungan:
2. Duduk adalah posisi yang cukup santai (28,29)
3. Duduk juga membuka panggul. 
4. Duduk
 menghadap dan membungkuk ke depan bisa membantu meringankan nyeri 
punggung pada persalinan yang umumnya terjadi ketika bayi menghadap ke 
perut Anda atau posisi bayi posterior
5. Dengan
 posisi duduk diatas bola Anda dapat bergoyang maju mundur membetuk 
angka delapan maupun melingkar dan ini dapat membantu memindahkan bayi 
ke posisi yang lebih baik.
6. Duduk di toilet dapat membantu memperlancar persalinan terutama jika Anda mengalami ketuban pecah dini.  Ini  juga
 membantu Anda untuk memastikan bahwa kandung kemih Anda kosong untuk 
memungkinkan dilatasi/pembukaan jalan lahir lebih cepat.
Kekurangan:
- Saya tidak menemukan kekurangan pada posisi duduk
Berlutut
Berlutut
 adalah salah satu pilihan posisi persalinan yang lain. Beberapa proses 
persalinan yang mengalami kesulitan akan dilakukan perubahan posisi ibu 
dan proses perubahan posisi dapat membantu persalinan dalam hal ini 
dapat membuat persalinan lebih cepat dan membantu bayi bergerak menuruni
 jalan lahir, dan dengan demikian meningkatkan kesempatan Anda 
memiliki persalinan normal dan alami
Tips:
- Jika di rumah sakit Anda dapat berlutut di tempat tidur dan  menempatkan lengan Anda di atas kepala tempat tidur yang telah diangkat ke ketinggian yang sesuai dengan keinginan Anda
- Bergoyang-goyang,
 goyang, membuat lingkaran di pinggul atau memiringkan panggul dalam 
posisi ini juga dapat membantu menghilangkan rasa sakit dan membimbing 
bayi ke posisi yang lebih baik.
- Pastikan Anda berada pada permukaan yang nyaman.
- Berlutut dengan satu lutut diangkat juga dapat membantu memindahkan bayi ke posisi yang lebih baik.
- Ini bisa sulit jika Anda menggunakan epidural.
Keuntungan:
1. Bersandar ke depan dalam posisi ini membantu untuk meringankan ibu dari rasa sakit persalinan.
2. Memungkinkan pasangan untuk melakukan pijatan ataupun kompres hangat pada punggung Anda.
3. Mengurangi tekanan pada perineum sehingga robekan perineum jarang terjadi.
Kekurangan:
Saya tidak menemukan kekurangan pada posisi ini
Merangkak
Tips:
Ketika
 Anda memilih posiis merangkak, yang terpenting adalah menjaga agar 
lengan vertical dengan bahu Anda tidak jauh k belakang atau lkedepan dan
 tidak lebih lebar dari bahu Anda sehingga tidak membuang energy Anda, 
namun memungkinkan tubuh Anda untuk beristirahat di lengan Anda. Untuk 
kala dua tahap akhir Anda perlu memperluas panggul Anda dengan membuka 
lutiut. Yang penting cari posisi yang paling nyaman menurut Anda. 
Beberapa juga menggunakan variasi dengan bersandar ke meja atau 
pinggiran tempat tidur.


Keuntungan:
1. Membantu meringankan rasa sakit (30,31)
2. Lebih sedikit resiko robekan perineum
3. Posisi ini sangat bagus untuk bayi besar
4. Dapat membantu jika terjadi prolaps tali pusat untuk mencegah tali pusat semakin menumbung

Berdiri Tegak
Posisi
 berdiri tegak untuk melahirkan mungkin adalah yang paling kurang 
dimanfaatkan dari semua posisi lahir, terutama mengingat bahwa para 
praktisi penolong persalinan tidak bisa fleksibel ketika menolong. Namun
 ketika diberi pilihan, banyak wanita memilih untuk tetap tegak ketika 
bersalin, Posisi berdiri tegak merupakan posisi yang baik karena ada 
banyak manfaat! Salah satu manfaat terbesar adalah bahwa Anda dapat 
bergerak dengan mudah, yang sangat membantu dalam mempercepat persainan 
dan membantu bayi dalam posisi yang baik.
Bebeberapa
 variasi posisi tegak adalah dengan berdansa bersama pasangan, berdiri 
saling berhadapan dengan menggoyang maju mundur dan melingkar untuk 
memudahkan bagian terendah janin segera turun ke jalan lahir. Dan posisi
 ini sangat baik untuk psosi pada saat kala I. selain itu kadang 
posisinya dengan tegak berdiri dan satu kaki diangkat untuk membantu 
melebarkan panggul.



1. Ini
 adalah posisi yang mudah untuk bergerak dan gerakan tersebut akan 
membantu bayi bergerak turun dan membantu ibu untuk menjaga napasnya 
tetap mantap.
2. posisi tegak untuk kelahiran menggunakan besar gravitasi!
3. Membuatnya lebih mudah bagi orang lain untuk memijat 
5. Mempercepat tahap pertama persalinan. (31,32,33)
6. Berdiri dalam posisi asimetris juga dapat membantu bayi bergerak ke posisi yang baik.
7. Mengurangi permintaan untuk obat sakit epidural atau lainnya  . (31,32,33)
Jadi
 sekarang Anda tahu apa posisi kelahiran yang baik dan kurang baik , 
yang menguntungkan maupun merugikan. Pastikan untuk menemukan posisi 
persalinan yang terbaik untuk Anda dan bayi Anda.
Selamat mencoba
Salam Hangat
Bidan Kita
Referensi:
1. De
 Jonge A, Teunissen TA, & Lagro-Janssen AL. 2004. Supine position 
compared to other positions during the second stage of labor: a 
meta-analytic review. Journal of Psychosomatic Obstetrics & 
Gynecology.25(1):35-45. 
2. Gupta
 JK, & Hofmeyr GJ. 2004. Position for women during second stage of 
labour. Cochrane Database Syst Rev . 2004(1):CD002006. 
3. Terry
 RR, Westcott J, O'Shea L, & Kelly F. 2006. Postpartum outcomes in 
supine delivery by physicians vs nonsupine delivery by midwives. Journal
 of the American Osteopathic Association . 106(4):199-202. 
4. Nasir
 A, Korejo R, & Noorani KJ. 2007. Child birth in squatting 
position.Journal of the Pakistan Medical Association . 57(1):19-22. 
5. Golay
 J, Vedam S, & Sorger L. 1993. The squatting position for the second
 stage of labor: effects on labor and on maternal and fetal 
well-being. Birth . 20(2):73-8. 
6. Bhardwaj,
 N, Kukade, JA, Patil, S, & Bhardwaj, S. 1995. Randomised controlled
 trial on modified squatting position of delivery. Indian Journal of 
Maternal and Child Health . 6(2):33-39. 
7. Allahbadia GN, & Vaidya PR. 1993. Squatting position for delivery.Journal of the Indian Medical Association. 91(1):13-16. 
8. Lawrence
 A, Lewis L, Hofmeyr GJ, Dowswell T, & Styles C. 2009. Maternal 
positions and mobility during first stage labour. Cochrane Database Syst
 Rev. 15(2):CD003934. 
9. Roberts
 CL, Algert CS, Cameron CA, & Torvaldsen S. 2005. A meta-analysis of
 upright positions in the second stage to reduce instrumental deliveries
 in women with epidural analgesia. Acta obstetricia et gynecologica 
Scandinavica . 84(8):794-8. 
10. De
 Jonge A, Teunissen TA, & Lagro-Janssen AL. 2004. 2004. Supine 
position compared to other positions during the second stage of labor: a
 meta-analytic review. Journal of Psychosomatic Obstetrics & 
Gynecology .25(1):35-45. 
11. Nasir
 A, Korejo R, Noorani KJ. 2007. Child birth in squatting 
position.Journal of the Pakistan Medical Association . 57(1):19-22. 
12. Bodner-Adler
 B, Bodner K, Kimberger O, Lozanov P, Husslein P, & Mayerhofer K. 
2003. Women's position during labour: influence on maternal and neonatal
 outcome. Wien Klin Wochenschr. Oct 31;115(19-20):720-3. 
13. Kerr MG, Scott DB, Samuel E. 1964. Studies of the inferior vena cava in late pregnancy. British Medical Journal. 1:532–3 . 
14. Clark
 SL, Cotton DB, Pivarnik JM, et al. 1991. Position change and central 
hemodynamic profile during normal third-trimester pregnancy and 
post-partum. American Journal of Obstetrics and Gynecology . 164: 
883–7. 
15. Danilenko-Dixon
 DR, Tefft L, Cohen RA, et al. Positional effects on maternal cardiac 
output during labor with epidural analgesia. American Journal of 
Obstetrics and Gynecology . 175: 867–72. 
16. Chen,
 GY, Kuo, CD, Yang, MJ, Lo, HM, & Tsai, YS. 1999. Comparison of 
supine and upright positions on autonomic nervous activity in late 
pregnancy: the role of aortocaval 
compression. Anaesthesia . 54(3):215-219. 
17. Caldeyro-Barcia,
 R. qtd in O'Mara, P, Facciolo, J, and Ponte, W. 2003.Mothering 
Magazine's Having a Baby, Naturally: The Mothering Magazine Guide to 
Pregnancy and Childbirth . Simon and Schuster. 
18. Ehrstrom, C qtd in McKay, S (ed.) ICEA review. 2(1978)1. 
19. Bodner-Adler
 B, Bodner K, Kimberger O, Lozanov P, Husslein P, & Mayerhofer K. 
Women's position during labour: influence on maternal and neonatal 
outcome. Wiener Klinische Wochenschrift . 2003 Oct 31;115(19-20):720-3. 
20. Golay
 J, Vedam S, & Sorger L. The squatting position for the second stage
 of labor: effects on labor and on maternal and fetal 
well-being. Birth. 1993 Jun;20(2):73-8. 
21. Allahbadia GN, Vaidya P R. Squatting position for delivery. Journal of the Indian Medical Association . 1993 Jan;91(1):13-6. 
22. Gardosi
 J, Hutson N, B-Lynch C. Randomised, controlled trial of squatting in 
the second stage of labour. Lancet . 1989 Jul 8;2(8654):74-7. 
23. Bhardwaj
 N, Kukade JA, Patil S, & Bhardwaj S. Randomised controlled trial on
 modified squatting position of delivery. Indian Journal of Maternal and
 Child Health . 1995 6(2):33-39. 
24. Shorten
 A, Donsante J, & Shorten B. Birth position, accoucheur, and 
perineal outcomes: informing women about choices for vaginal 
birth. Birth. 2002 Mar;29(1):18-27. 
25. Kelly
 FW, Terry R, & Naglieri R. A review of alternative birthing 
positions.Journal of the American Osteopathic Association . 1999 
Sep;99(9):470-4.
26. Association
 of Women's Health, Obstetric, & Neonatal Nursing. 2008.Nursing care
 and management of the second stage of labor (2nd ed).Washington, DC: 
AWHONN. 
27. de
 Jong PR, Johanson RB, Baxen P, Adrians VD, van der Westhuisen S, & 
Jones P W. Randomised trial comparing the upright and supine positions 
for the second stage of labour. British Journal of Obstetrics and 
Gynaecology. 1997 104:567-571. 
28. Lawrence
 A, Lewis L, Hofmeyr GJ, Dowswell T, & Styles C. Maternal positions 
and mobility during first stage labour. Cochrane Database Syst Rev . 
2009 Apr 15;(2):CD003934. 
29. Chen
 SZ, Aisaka K, Mori H, & Kigawa T. Effects of sitting position on 
uterine activity during labor. Obstetric Gynecology. 79(1987):67-73. 
30. Hunter
 S, Hofmeyr GJ, & Kulier R. Hands and knees posture in late 
pregnancy or labour for fetal malposition (lateral or 
posterior). Cochrane Database Syst Rev. 2007 Oct 17;(4):CD001063. 
31. Stremler
 R, Hodnett E, Petryshen P, Stevens B, Weston J, & Willan 
AR.Randomized controlled trial of hands-and-knees positioning for 
occipitoposterior position in labor. Birth . 2005 Dec;32(4):243-51. 
32. Kelly
 FW, Terry R, & Naglieri R. A review of alternative birthing 
positions.Journal of the American Osteopathic Association . 1999 
Sep;99(9):470-4.
33. Terry
 RR, Westcott J, O'Shea L, & Kelly F. Postpartum outcomes in supine 
delivery by physicians vs nonsupine delivery by midwives. Journal of the
 American Osteopathic Association. 2006 Apr;106(4):199-202.
34. Flynn AM, Kelly J, Hollins G, & Lynch PF. Ambulation in labour. British Medical Journal . 1978 2:591-593. 
35. Schwartz
 R, Diaz AG, Fescina R, & Caldeyro-Barcia R. 1979. Latin American 
Collaborative Study on Maternal Posture in Labor. Birth and the Family 
Journal. 6(1):22-31.